Adapun sebagian dari anugerah Tuhan ialah rokok dan kopi. Pasalnya, Tuhan telah bersuara dalam kitab-Nya bahwa tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang diciptakan sia-sia, tanpa makna. Bahkan "hanya" semut di dalam batu pun masih memiliki makna dari keberadaannya di dunia. Tak pelak, kopi dan rokok sama belaka dengan semut itu.
Terlepas dari berbagai hukum dan sifat yang disematkan manusia pada kedua hal itu, tetap saja kedua hal itu memiliki maknanya sendiri. Namun, agaknya makna yang tersimpan di sana hanya sebatas makna i'tibary. Artinya hanya yang mau memandang itu makna maka ia bermakna, bagi yang tidak maka tak ada pula makna yang tekandung di dalamnya. Alhasil, kebermaaknaan rokok dan kopi bersifat relatif.
Makna yang tersimpan dalam keduanya berupa; pertama, sungguh kadang dipandang negatif, keduanya dalam ukuran tertentu memberi faedah tertentu juga. Rokok, yang memang banyak orang menutupi mata darinya, dalam kasus tertentu dapat menyelamatkan kesendirian yang dialami seseorang. Ia menyelamatkan ketidakpastian aktifitas yang ingin dilakukan. Sementara kopi susu, berbanding terbalik dengan rokok. Ia lebih dianggap 'anak kandung', meski kadang juga bagai 'anak tiri'. Keuntungannya ada yang bersifat agamawi dan duniawi.
Duniawi, kopi sedikit banyak dapat mengubah kebiasaan orang-orang mengonsumsi minuman yang baik. Tidak hanya itu, kopi lebih dari sekedar teman duduk. Ia menjadi alasan aktifnya seseorang. Agamawi, telah banyak diskursus dan pengalaman mistik terkait kopi. Tengok para sufi, agamawan, ulama mengonsumsi kopi untuk tujuan yang mulia.
Namun, ya, kembali ke situ lagi. Siapa yang ingin mengambil makna di balik sesuatu lekas ia akan mendapatkannya. Siapa yang tidak, sungguh disuapkan orang lain pun ia tidak akan percaya.
Komentar
Posting Komentar