Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Dunia Pengalihan: Manuskrip

Dunia sudah cukup sibuk dan ribut. Notifikasi bertalian datang; langganan kanal Youtube , kanal Telegram , grup-grup saling bersahutan, promo toko oranye dan hijau, dan pesan-pesan diskusi berkedok rindu. Mode senyap tak bisa membendung notifikasi itu, sebab ia makin nyaring dalam senyap. Karena itulah salah satunya, orang-orang memilih bersemedi dan mengucilkan diri dalam ruang kasatmata. Sebagian memilih untuk tenggelam dalam bacaan, sebagian lagi dalam perenungan, dan saya memilih manuskrip sebagai salah satu ma’bad , tempat ibadah intelektual saya. Setahun yang lalu, lebih kurang, saya masih asing dengan ilmu Tahqiq Makhtutat , filologi sebutan canggihnya. Jauh sebelum itu lagi, saya masih curiga dengan pekerjaan semacam itu. Apa soal orang-orang mau sibuk untuk membaca teks kuno yang – bahkan membuat mata kusam – kemudian disalin ulang, dipermak, hingga layak dibaca dengan mudah. Maksudnya, nikmatnya itu di mana? Lalu saya jatuh ke dalam ruang itu tanpa sengaja diajak oleh seorang...

Agar Tak Melampaui Batas

Apa saja yang berlebihan itu tidak baik. Cinta dan benci tak terkecuali. Kita, manusia yang paripurna telah memiliki naluri untuk mengikuti yang benar sekaligus lari dari yang salah. Sebagai makhluk yang sempurna, kita tidak bisa tidak memiliki keyakinan tertentu termasuk mengantongi sosok panutan bagi kita. Dalam perihal keduniaan tentu kita mengidola seseorang atau bisa jadi jalan pemikirannya. Mulai mengidolakan si Song Hye Kyo hingga Karl Marx. Sudah barang tentu, apa yang oleh Sang idola ucapkan dan lakukan kita akan mengakuinya--setidaknya. Lebih lanjut, dalam perkara keagamaan kita bahkan tidak luput dari pemikiran tertentu berikut dengan jalan pemikirannya. Agar ummat tidak salah memilih idolanya, Allah sudah menuturkan dalam Al-Quran supaya menjadikan Nabi Muhammad sebagai panutan yang sempurna lagi paripurna sampai hari kiamat tiba. Agama islam, sama sekali tidak melarang—bahkan menganjurkan—umatnya  untuk mengidolakan sesosok ulama, habaib dan orang utama yang l...

Selfie Syar'i

Tidak ragu lagi, bahwa cermin amat perlu di dunia ini. Kalaulah tidak adanya, sungguh kendaraan akan sering menghantam kendaraan lainnya, berkali-kali lelaki akan salah menata rambutnya, juga wanita 'kan tak kunjung selesai membereskan kosmetiknya. Kita tidak akan berbicara tentang kapan dan bagaimana cermin ditemukan. Sebab, kita tau, yang memberi pantulan itulah cermin. Melihat air, ia akan membalas melihat. Memandang kaca, ia lebih membalas memandang lekat. Karena itu, sembari ngemil dan ngopi di akhir pekan, bolehlah kita mengkaji balik nasihat menyehatkan Khalifah Umar bin Khattab. Beliau mengamanatkan: حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا ، وَزِنُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا ، فَإِنَّهُ أَهْوَنُ عَلَيْكُمْ فِي الْحِسَابِ غَدًا . "Hisab lah dirimu sebelum engkau dihisab di hari kiamat. Timbanglah dirimu sebelum engkau ditimbang. Karena demikian akan membuatmu ringan di hari pembalasan." Adalah maksudnya, setiap kita diwasi...