Dunia sudah cukup sibuk dan ribut. Notifikasi bertalian datang; langganan kanal Youtube , kanal Telegram , grup-grup saling bersahutan, promo toko oranye dan hijau, dan pesan-pesan diskusi berkedok rindu. Mode senyap tak bisa membendung notifikasi itu, sebab ia makin nyaring dalam senyap. Karena itulah salah satunya, orang-orang memilih bersemedi dan mengucilkan diri dalam ruang kasatmata. Sebagian memilih untuk tenggelam dalam bacaan, sebagian lagi dalam perenungan, dan saya memilih manuskrip sebagai salah satu ma’bad , tempat ibadah intelektual saya. Setahun yang lalu, lebih kurang, saya masih asing dengan ilmu Tahqiq Makhtutat , filologi sebutan canggihnya. Jauh sebelum itu lagi, saya masih curiga dengan pekerjaan semacam itu. Apa soal orang-orang mau sibuk untuk membaca teks kuno yang – bahkan membuat mata kusam – kemudian disalin ulang, dipermak, hingga layak dibaca dengan mudah. Maksudnya, nikmatnya itu di mana? Lalu saya jatuh ke dalam ruang itu tanpa sengaja diajak oleh seorang...
Tiga bulan sudah blog ini hening. Alasannya bermacam saja, yang tak perlu dibeberkan. Lalu, tiga bulan lebih juga saya absen menulis. Dari menulis hal-hal yang serius hingga yang tetek bengek pun jemari saya absen mengetik huruf-huruf. Kasian sekali, Kemudian dari pada itu, terpantik niat untuk menyegarkan blog dengan catatan singkat saya selama di Saudi Arabia—utamanya Mekkah dan Madinah—selama lebih kurang dua bulan setengah. Namun, niat itu terbatalkan lagi. Barusan—saat tulisan ini dirangkai—niat itu kembali saya upayakan muncul lalu menggantungkannya di tiang gantung untuk mengeksekusinya secepat mungkin. Saya ingin mengeksekusinya, sebagaimana pada ide-ide yang telah teruraikan tempo dulu. Mari, Tulisan ini akan menjadi benang atau utas menjalin setiap momen yang saya temukan di Mekkah dan Madinah. Selain tersedia foto-foto di sana, saya ingin menguraikan dalam bentuk kata-kata, selain juga mencoba mengulas apa saja yang terdapat di balik foto-foto itu. Jadi, selamat menikmati, d...